Sunday, 28 February 2016

PROSES PEMBENTUKAN HUJAN MENURUT AL-QURAN




Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. QS Al-Hijr ayat 22
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam pembentukan hujan.
Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.
Pembentukan Hujan
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, “bahan baku” hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. QS Ar-Ruum ayat 48
Tiga Tahapan
Tahap 1 : “Dialah yang mengirim angin,…”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.
Tahap 2 : “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
Tahap 3 : “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ 
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. QS An-Nuur ayat 43
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukankumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Pergerakan awan oleh angin
Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
Tahap 2 : Pembentukan awan yang lebih besar 
Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar
Tahap 3 : Pembentukan awan yang bertumpang tindih
Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut ;
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). Qs Az Zukhruf ayat 11
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut “ukuran atau kadar” tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Tentang 7 Lapisan Bumi Menurut Islam Dan Sains

Bumi ini membentuk sfera dan ia terdiri daripada 7 lapisan bumi iaitu kerak bumi , mental , teras dalam dan teras luar . Ia terdiri daripada 70%  lautan dan 30% daratan . Bumi terdiri daripada benda hidup seperti manusia , binatang dan tumbuh-tumbuhan .

 Al Quran dan sunnah telah mendahului ilmu pengetahuan modern dalam mengungkapkan fakta ilmiah ini. Selain itu, al Qur'an juga telah memberi kita penjelasan yang tepat mengenai struktur bumi dengan menggunakan kata thibaqan.

1. (centrosphera)  Inti Bumi
Adalah necleus atau bagian tengah yang sangat keras yang memiliki kandungan besi 90%, nikel 9% , ditambah unsur-unsur riang lain seperti korban, fosfor,sulfat,slikon dan oksigen yang mencapai 1%.komposisi ini mirip dengan komposisi meteor-meteor besi.
garis tengah centrosphera kini mencapai kurang lebih 24,2km dengan rata-rata tingkat kepadatan mencapai 10-13,5 gram/cm.

2. Lapisan Luar Inti Bumi
Lapisan ini lunak dan elastis atau semi cair.Lapisan ini meliputi inti bumi dan memiliki komposisi yang hampir sama,hanya saja lapisan ini berstatus semi cair. ketabalannya kira-kira mencapai 2.275 km. Antara inti bumi dan lapisan luar inti bumi ini terdapat kawasan transitory yang memiliki ketebalan 450 km yang keudian biasa disebut dengan bagian terbawah lapisan luar inti bumi .

3. Lapisan Terbawah Pita Bumi (Pita Bumi)
Adalah lapisan keras yang mengelilingi lapisan luar inti bumi (yang lunak).Ketebalan lapisan ini mencapai 2.215 km (dari kedalaman 670 km hingga kedalaman 2.885 km). Lapisan ini dipisahkan dari pita tengah yang berada di atasnya oleh bidang diskontinuitas gelombang getar yang mengakibatkan gempa.

4. Lapisan Tengah Pita Bumi (Pita Tengah)
Adalah lapisan kerang yang ketebalannya  mencapai kira-kira 270 km . Dari bawah dan atas, lapisan ini dipisahkan oleh dua bidang diskontinuitas gelombang getar. Bidang yang satu terletak pada kedalaman 670 km sedangkan yang lain terletak pada kedalaman 400 km di bawah permukaan bumi dan memisahkan dengan pita atas.

5. Lapisan Teratas Pita Bumi(Pita Atas)
Adalah lapisan elastis atau semi cair yang memiliki tingkat kepadatan dari kertakan yang sangat tinggi . Kadar fusi di dalamnya mencapai kira-kira 1%. Oleh kerana itu lapisan ini terkenal dengan sebutan "lapisan lunak bumi" (ithaq adh-dha'f al-ardhi).Lapisan ini membentang antara kedalaman 65-120 km dan kedalaman 400 km di bawah permukaan bumi sehingga ketebalannya berkisar antara 335-380 km.

6. Lapisan  Bawah kerak Bumi
ketebalan lapisan ini berkisar antara 5-8 km di bawah permukaan air laut dan samudra atau antara kedalaman 60-80 km dan 120 km di bawah permukaan bumi. Dari bawah lapisan ini dibatasi oleh batas teratas lapisan bumi .Adapun dari atas dibatasi oleh garis diskontinuitas gelombang getar yang disebut mohorovicic discontinuity.

7. Lapisan Atas Kerak Bumi
Ketebalan lapisan ini berkisar antara 5-8 km dibawah dasar laut dan samudra atau rata-rata antara 60-80 km dibawah benua. Lapisan yang berada di bawah benua ini biasanya tersusun dari batu-batu granit yang dilapisi ini dimonopoli oleh unsur-unsur ringan. Lapisan ini juga kebanyakan terdiri dari batu-batu basis dan batu-batu suprabasis dan beberapa sedimen yang terdapat di dasar laut dan samudra.

Firman Allah di akhir surah Ath-Thalaq yang artinya:
 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperi itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq (65):12)[8]"

SISTEM PERUBATAN ISLAM MENGGUNAKAN CUKA MENURUT SAINS

         Kesihatan tubuh dan memelihara kesihatan adalah merupakan perkara utama yang harus dimiliki dan dipertahankan oleh setiap orang. Rasulullah S.A.W menerangkan dalam beberapa hadithnya, bagaimana pentingnya kedudukan kesihatan menurut pandangan Islam.

  Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata: "Seorang Arab dusun datang kepada Rasulullah S.A.W lalu ia bertanya kepada Rasulullah: "Apakah yang (baik) aku minta kepada Allah setelah selesai melakukan solat lima waktu?" Rasulullah menjawab: "Mintalah kesihatan." Orang Arab dusun itu masih tetap mengulangi pertanyaannya. Maka untuk yang ketiga kalinya Rasulullah mengatakan: "Mintalah kesihatan di dunia dan di akhirat."

CUKA-VINEGAR
Cuka adalah adalah kemudahan bagi manusia.

Diriwayatkan oleh Muslim 
"Allah telah meletakkan berkat dalam cuka, ia digunakan oleh para nabi sebelum aku",         Diriwayatkan oleh H.R. Muslim Dari Jabir bin Abdillah r.a. bahawasanya Rasulullah S.A.W bertanya tentang lauk-pauk kepada keluarganya. Maka mereka bertanya: "Kita tidak punya apa-apa selain cuka." Lalu Rasulullah memintanya. Setelah dihidangkan, baginda memakannya dan berkata: "Sebaik-baik lauk-pauk adalah cuka." 

 Cuka adalah cecair yang mengandungi asid acetic (CH3COOH) dan air. Asid acetic dihasilkan melalui penjerukan (fermentasi ethanol) oleh bakteria asid acetic. Cuka kebiasaannya digunakan dalam masakan, secara Am ia suatu asid rengan yang mudah didapati mempunyai kepelbagaian penggunaan pekilangan, perubatan dan tempatan yang mana penggunaan diantaranya untuk pembersihan peralatan rumah.

 Khasiat CUKA: 
- Memecahkan molekul lemak dan secara tidak langsung membantu proses penurunan berat badan.
- Mampu menyembuhkan pelbagai jenis penyakit atau masalah kesihatan seperti alahan (disebabkan
  binatang, makanan dan persekitaran),  selsema, jerawat, kolestrol tinggi, keletihan
  kronik, sakit ulu hati, sakit tekak, , artritis(bengkak sendi), gout dan menurunkan tekanan
  darah tinggi.
- Mengandungi Pectin, sejenis serat yang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan
  mengimbang tekanan darah.
- Membantu mengekstrak kalsium dari buah-buahan, sayur-sayuran dan daging untuk menguatkan
   tulang.
- Kaya dengan Potassium yang membantu proses detoksifikasi harian untuk kecantikan kulit,
  merawat masalah kerapuhan kuku dan gigi, keguguran rambut serta boleh merawat masalah sinus.
- Kaya dengan Beta Carotene yang membantu memperbaharui kerosakan sel-sel tubuh akibat
  aktiviti
  radikal bebas, menegangkan dan meremajakan kulit.
- Mengandungi Malic Acid yang berfungsi sebagai agen anti-kulat untuk menentang jangkitan
  kuman, bakteria dan lain-lain hidupan mikroorganisma.
- Mengimbangi kadar asid-alkali dalam badan, membantu melarutkan himpunan asid urik di
  sekeliling tulang rawan seterusnya menghilangkan sakit-sakit dan lenguh-lenguh pada sendi, otot
  dan badan.

 Diriwayatkan oleh H.R. Ibnu Majah 
 Dari Ummu Sa'id r.a dai Nabi S.A.W baginda bersabda: "Sebaik-baik lauk-pauk adalah cuka. Ya  Allah berikanlah keberkahan pada cuka. Dan tidak kekurangan rumah yang di dalamnya ada cuka."

        Cuka bermanfaat untuk perut besar, menolak keracunan ubat, bermanfaat untuk penderita penyakit kuning, menghilangkan riak pada tenggorokan, mengubati penyakit limpa, membantu melancarkan percernaan makanan, menghilangkan haus, mencegah pembengkakan yang baru muncul pada kulit dan melancarkan peredaran darah.

Proses Kematian Menurut Islam dan Sains

Konsep kematian

      Saat kematian merupakan suatu yang pasti bagi setiap kehidupan sama ada manusia, haiwan serta tumbuh-tumbuhan. Justeru itu, semua makhluk yang baharu (fana) pasti mati dan binasa tidak kira sama ada tu-muda, miskin-kaya jika sudah sampai ajal maka ia akan mati. Kematian tidak mengenal usia, pangkat dan harta bahkan para nabi dan rasul juga merasai keperitan dan kesakitan di kala mengahapi saat-saat kematian apabila malaikat Izrail as mencabut nyawa atau roh daripada tubuh. Antara firman Allah SWT yang menyebut mengenai kematian adalah seperti ayat 185 surah Ali Imran, "Tiap diri pasti akan merasai kematian"...".


     Menurut pandangan Islam, berlakunya sesuatu kematian apabila malaikat Izrail as mencabut nyawa atau roh daripada tubuh. Manakala pandangan daripada segi sains pula kematian ditakrifkan sebagai terhentinya jasmani berfungsi (nafas), jalan darah, gerak, fikiran, perasan, tenaga dan lain-lain.


      Menurut buku karangan berjudul Maut oleh Drs. Sidi Gazalba memberitahu tentang tahap kematian. Proses kematian dibahagikan kepada tiga tahap:
       
         Pertama: Tahap preagonal (awal sakaratulmaut). Terjadi gangguan peredaran darah, tekanan darah nadi menurun dan sesak nafas. Kesedaran masih ada tapi agak berkabut.
       Kedua: Tahap agonal (sakaratulmaut). Hilang kesedaran, refleks mata tiada, pernafasan yang teputus-putus, gerak nadinya tidak terasa lagi, tapi masih dapat diraba pada bahagian pembuluh darah leher.
      Ketiga: Tahap mati-klinik. Tanda-tanda hidup yang dapat diperiksa dari luar, tidak dapat ditemukan lagi. Jantung dan pernafasan berhenti sama sekali.

Proses Kejadian Manusia Menurut Islam dan Sains

Proses Kejadian Manusia Menurut Islam ::

Perkahwinan merupakan usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah lama dipisahkan dalam bentuk yang lain. Tujuan Perkahwinan di dalam islam ialah untuk mendapatkan zuriat yang diredhai oleh Allah S.W.T dan sebagai penyambung keturunan umat manusia di dunia . 

Firman Allah S.W.T. ::

"Wahai sekalian manusia :: Bertaqwalah kepada Tuhan Kamu yang telah menjadikan kamu (bermula) dari diri yang satu(Adam) , dan yang menjadikan daripada (Adam) itu pasangannya (isterinya-hawa), dan juga yang membiakkan dari keduanya zuriat keturunan lelaki dan perempuan yang ramai . Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu selalu meminta dengan menyebut-nyebut nama-Nya, serta peliharalah hubungan (Silaturrahim) kaum kerabat; kerana sesungguhnya Allah sentiasa memerhati (mengawas) kamu".


(An-Nissa' ayat 1)


Peringkat Kejadian Manusia :: Proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim si ibu secara tabiinya akan melalui beberapa peringkat iaitu ::

                           

1. Peringkat pertama merupakan mani atau sperma (nutfah) selama 40 hari.  Peringkat ini bermula           selepas proses persenyawaan atau minggu pertama dan ia berlaku disebabkan oleh percampuran       air mani. 

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada setitis air mani yang bercampur yang Kami (hendak mengujinya dengan perintah dan larangan) , kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat"  

                                                                                             Firman Allah S.W.T dalam ayat Al-Insan :: 2  

2. Peringkat kedua merupakan segumpal darah ('alaqah) selama 40 hari.  Peringkat ini berlaku pada      hujung minggu pertama atau pada hari yang ketujuh. Pada peringkat ini telur telah disenyawakan          akan tertanam di dinding rahim. 'alaqah merupakan suatu benda yang amat seni yang diliputi oleh          darah. 'Alaqah bermaksud sesuatu yang bergantung atau melekat , atau suatu buku atau ketulan          darah.

"Kemudian Kami mengubah nuftah menjadi 'alaqah"

                                                                                         Firman Allah S.W.T dalam ayat mukminun :: 14

3. Peringkat ketiga merupakan segumpal daging (muzghah) selama 40 hari.  Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu keempat. Pada peringkat ini , pembentukan otak , saraf tunjang , telinga , sistem pernafasan bayi dan anggota-anggota yang lain akan berlaku . Jantung bayi akan mula berdegup dan darah akan mula mengalir dengan lebih banyak bagi membekalkan oksigen dan pemakanan yang cukup kepada bayi.

"Lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging" 

                                                                                           Firman Allah S.W.T dalam ayat mukminun :: 14


4. Peringkat keempat nyawa (Nafkhur-Ruh) ditiup Allah ke dalam rahim dengan perantaraan malaikat.     Proses peniupan roh ini akan berlaku selepas 40 hari dan selepas terbentuknya organ-organ tubuh       termasuklah organ seks bayi. Perkembangan ini bukan sekadar proses perkembangan fizikal                 semata-mata tetapi ia juga telah mempunyai hubungan dengan Allah S.W.T melalui ikatan kesaksian     sebagaimana yang telah disebutkan oleh Allah S.W.T dalam Al-Quran surah al-Araf :: 172. Dengan         ini entiti roh dan jasad akan saling bantu membantu untuk meningkatkan martabat dan kesaksian           insan disisi Allah S.W.T. Semasa roh atau nyawa ditiupkan , sekaligus semua catatan mengenai             nasib seseorang ditentukan ketika itu iaitu tentang ::
  1. Rezekinya (banyak atau sedikit)
  2. Umurnya (panjang atau pendek)
  3. Amalannya (baik atau buruk)
  4. Nasibnya (Bahagia atau celaka)
 


Proses Kejadian Manusia menurut Sains ::

Proses kejadian manusia terjadi apabila benih ibu dan ayah bercantum antara satu sama lain yang akan membentuk janin dalam rahim ibu. Setelah sembilan bulan janin itu berada dalam kandungan si ibu , maka ia akan dilahirkan sebagai bayi . Bayi yang dilahirkan terdiri daripada sel daging , tulang , sarah dan darah yang membentuk jasad .Oleh itu , terdapat beberapa peingkat semasa berlakunya proses kejadian manusia menurut sains , antaranya ialah ::

  1. Tahap Pertama (Pre-embrionik) - Iaitu proses dimana zigot akan membesar melalui pembelahan sel-sel yang ada dan membentuk segumpal sel yang baru dan membenam pada dinding rahim si ibu . 
  2.  Tahap Kedua ( Embrionik) - Proses ini mengambil masa selama lima setengah minggu . Dimana organ-organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel yang akan disebut sebagai "embrio".
  3. Tahap Ketiga (Fetus) - Tahap ini bermula sejak usia kandungan 8 bulan dan berakhir hingga masa kelahiran . Fetus merupakan dimana benih tadi mula menyerupai manusia yang telah lengkap dengan anggota badan kerana organnya telah nampak .
  

*Syarikat Mohamad Roduan.(2015).Tanggungjawab Ibu Bapa dan Anak Menurut Al-Quran Dan Sunnah. Jabatan Kemajuan Islam Malaysia: Kuala Lumpur.